SPONSOR

Rabu, 11 Maret 2009

Konsumsi Serat, Pencernaan Sehat


POLA makan dan cara diet yang salah ternyata berisiko meningkatkan serangan penyakit kanker usus. Terlebih pada Anda yang memasuki usia 40 tahun ke atas.

Ahli nutrisi, Andang Gunawan mengatakan, anjuran menu empat sehat lima sempurna sangat baik diterapkan dalam pola makan sehari-hari. Dengan catatan, sayuran menjadi komponen yang "wajib" ada dalam asupan menu harian.


Andang menjelaskan, salah satu kunci untuk hidup sehat adalah pH (derajat keasaman) darah harus agak basa, yaitu pada kisaran angka 7,3. Pada angka tersebut, kondisi kepekatan darah bagus sehingga aliran darah dan metabolisme tubuh berjalan lancar. Untuk mencapai pH ideal, tidaklah sulit.

Caranya, aturlah komposisi menu harian seimbang. Namun, upayakan makanan pembentuk basa seperti sayuran dan buah mendapat porsi lebih banyak dibanding bahan makanan pembentuk asam, misalnya nasi dan daging merah.

"Anda dapat mencoba semua jenis sayuran dan sebaiknya yang masih segar. Ingat, Anda wajib mencuci sayuran sesaat sebelum dimasak atau dikonsumsi. Sebab, kalau dicuci dulu terus dibiarkan lama biasanya cepat layu," saran wanita yang berpraktik di sebuah klinik di Ciputat, Tangerang, ini.

Apa yang disarankan Andang adalah salah satu upaya agar kita memiliki sistem pencernaan yang sehat. Pasalnya, kondisi pencernaan yang buruk dapat menjadi awal pemicu timbulnya kanker usus besar atau yang dalam bahasa medis disebut kanker kolorektal. Seperti kanker umumnya, kanker kolorektal juga "misterius". Artinya, penyebabnya beragam dan mungkin tidak sama antarpasien.

Kemunculan penyakit ini adakalanya dipicu oleh gejala sehari-hari yang dianggap remeh. Misalnya cara diet yang salah sehingga menyebabkan perubahan kebiasaan buang air besar (BAB) dan sembelit.

"Gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga, merokok, kebiasaan makan gorengan, makanan berpengawet dan berpewarna, paparan bahan karsinogenik (zat pemicu kanker), serta kurangnya asupan antioksidan, dapat meningkatkan risiko kanker berbahaya ini," papar konsultan hematologi-onkologi medis dari RSCM Jakarta, Aru sudoyo.

Kanker kolorektal ditandai dengan tumbuhnya sel kanker ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan KUB diawali dengan pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah.

Sayangnya, pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apa pun sehingga sulit terdeteksi dalam waktu yang cepat. Pada kondisi tertentu, keberadaan polip ini berpotensi menjadi kanker yang dapat mengenai semua bagian usus besar.

Bahkan, tidak hanya area usus, sel kanker yang mengganas juga dapat menyebar (metastase) ke organ lainnya seperti kelenjar getah bening dan hati. Kalau sudah menyebar ke "lokasi" lain, jelas hal tersebut sangat membahayakan tubuh Anda.

Untuk mengetahui keberadaan polip atau sel kanker di dalam usus, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan kolonoskopi dan sampel kotoran (feses). Jika ditemukan adanya polip atau sel kanker, pilihan modalitas terapi biasanya disesuaikan dengan stadium, posisi, ukuran, dan penyebaran sel kanker.(sindo//jri)


0 komentar:

Posting Komentar