SPONSOR

Jumat, 20 Februari 2009

Nge-game Rutin Mampu Tingkatkan Produktivitas

Bermain game online bisa sangat memabukkan dan terkadang membuat lupa waktu. Tapi, benarkah game juga bisa meningkatkan produktivitas?

Fernando Ruderi sibuk memandangi layar komputernya. Kedua tangannya aktif memegang tetikus dan memencet-mencet huruf W, A, S, D di atas keyboard. Matanya


Bermain game online bisa sangat memabukkan dan terkadang membuat lupa waktu. Tapi, benarkah game juga bisa meningkatkan produktivitas?

Fernando Ruderi sibuk memandangi layar komputernya. Kedua tangannya aktif memegang tetikus dan memencet-mencet huruf W, A, S, D di atas keyboard. Matanya menyorot tajam, aktif mengikuti setiap gerak karakter game yang dimainkannya. Sebentar-sebentar ia berteriak girang, sejurus kemudian meluruhkan omelan. Capek bermain, karyawan swasta di Jakarta ini membuka jendela chatting di situs game tersebut. Dia mengobrol dengan sesama teman penyuka game baik dari di Indonesia maupun di mancanegara.

Terutama soal tip dan trik mengumpulkan poin, membeli aksesori, meng-update avatar, hingga menukar poin dengan hadiah tertentu. Dunia game seolah menjadi pelarian Nando, sapaan akrab Fernando, setiap capek beraktivitas di tempat kerjanya.Administrator sebuah situs komunitas game online Indonesia (Digoel Network) ini mengaku kecanduan dengan game di dunia maya.

"Biasanya sekali main bisa menghabiskan waktu enam jam. Saya lakukan minimal tiga kali per minggu," tutur Nando. Penggemar game Lineage II ini merasakan kenikmatan berbeda saat memainkan game online dibanding offline. Menurutnya, cerita game online lebih bervariasi. Gamerpun bebas menentukan karakter tokoh yang ia mainkan.

"Laiknya di dunia nyata, karakter di game itu seolah diri kita sendiri yang harus dijaga agar tetap hidup dan menjadi apa yang diimpikan," ungkapnya.

Menurut Nando, inilah pembeda game online dengan game konsol yang umumnya sudah ditentukan alur ceritanya. "Selain terpaku mengikuti alur permainan, paling banyak game konsol hanya bisa diikuti oleh delapan orang. Bandingkan dengan game online, yang bisa sampai ribuan. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri," tambahnya. Senada dengan Nando, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Dany Aditya juga menyediakan waktu khusus untuk bermain game online.

Durasinya bisa mencapai seharian. Umumnya dilakukan di hari liburnya. Maklum, Dany hobi bermain game sejak kelas 5 SD. "Kalau sedang mood, saya bisa main 24 jam penuh sampai lupa makan. Untungnya masih lajang, jadi tidak mengganggu siapa-siapa," paparnya. Meski dituding sebagai kegiatan yang melenakan, ternyata dampak bermain game tak melulu negatif. Computing Technology Industry Association (CTIA) adalah salah satu perusahaan yang percaya membiarkan karyawannya bermain game dapat meningkatkan produktivitas.

"Daripada dilakukan diam-diam akan lebih baik diperbolehkan saja, asal waktu penggunaan diatur," ujar President & CEO CompTIA Todd Thibodeaux seperti dilansir PC World.

Menurut Todd, perusahaannya akan memberikan hadiah (reward) kepada 158 karyawannya dengan bermain game bersama, baik secara online atau menggunakan konsol PlayStation 3 saat para pekerja sudah mencapai tujuan atau target tertentu.

"Reward tersebut bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan semangat kerja mereka, terutama bagi pekerja yang melebihi kapasitasnya (lembur)," ungkap Todd. Tak hanya itu, menurut Todd, perusahaannya menyediakan perpustakaan yang menyewakan produk berteknologi tinggi, termasuk game konsol atau software yang bisa dibawa pulang.

"Meski hanya 15-20 menit bermain game, para pekerja akan mampu mengetahui dan mengejar target pekerjaan yang seharusnya dilakukan sebelumnya. Mereka juga tambah semangat," tambah Todd.

Lee Burbage, direktur SDM situs Motley Fool berpendapat senada. Dia memiliki ruangan yang dilengkapi dengan game konsol dan arcade untuk 200 karyawannya. Perusahaan hanya memasang papan bertuliskan "Take what you need vacation" dan "Trust and individual responsibility'". ?Karyawan juga butuh istirahat.Penelitian mengungkapkan,mereka yang hanya duduk di meja kerja sepanjang hari membuat produktivitas semakin menurun," tutur Burbage.

Lanjutnya, selain menyegarkan pikiran saat lelah, game juga mengajarkan bagaimana harus mengatur strategi ataupun membangun tim. Selepas bermain, pikiran pun bisa segar dan punya gairah untuk bekerja kembali. (sindo//srn)


0 komentar:

Posting Komentar